Langsung ke konten utama

Disclamer

Disclaimer for Serak Minahasa


If you require any more information or have any questions about our site's disclaimer, please feel free to contact us by email at serakminahasa73@gmail.com.

Disclaimers for http://serakminahasa.blogspot.co.id/:



All the information on this website is published in good faith and for general information purpose only. http://serakminahasa.blogspot.co.id/ does not make any warranties about the completeness, reliability and accuracy of this information. Any action you take upon the information you find on this website (http://serakminahasa.blogspot.co.id/), is strictly at your own risk. http://serakminahasa.blogspot.co.id/ will not be liable for any losses and/or damages in connection with the use of our website.


From our website, you can visit other websites by following hyperlinks to such external sites. While we strive to provide only quality links to useful and ethical websites, we have no control over the content and nature of these sites. These links to other websites do not imply a recommendation for all the content found on these sites. Site owners and content may change without notice and may occur before we have the opportunity to remove a link which may have gone 'bad'.


Please be also aware that when you leave our website, other sites may have different privacy policies and terms which are beyond our control. Please be sure to check the Privacy Policies of these sites as well as their "Terms of Service" before engaging in any business or uploading any information.


Consent



By using our website, you hereby consent to our disclaimer and agree to its terms.

Update

This site disclaimer was last updated on: Sunday, September 6th, 2015
· Should we update, amend or make any changes to this document, those changes will be prominently posted here.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Giroth Wuntu] Tete Koneng di Rumah Duka

Pagi-pagi, baru sekitar pukul enam, Tete Koneng kelihatan sedang sibuk memberi makan ayam-ayam peliaraannya, ketika ia dikejutkan oleh suara isterinya. `“E, Koneng....! Apa kamu tidak perlu bersiap-siap kerumah duka itu? Saya lihat sudah ada orang-orang yang menuju kesana“. „Oh....?! dimana ada kedukaan.....? Siapa yang meninggal? „Ee.....masak kamu tidak tahu Koneng? Apa kamu tidak mendengar tetengkoren tadi malam?“ „Oooh....barangkali karena saya sudah lelap tidur, maklumlah saya sudah sangat lelah pulang dari kebun. Pantas si Epus saya lihat pagi-pagi sekali dia sudah diserambi depan rumahnya dan duduk-duduk di kursi goyang....coba kamu lihat dia.....ha....ha....ha, tetapi siapa yang meninggal itu?!“ „Anaknya si Dina, yang kedua bungsu, saya dengar dari tetangga „Oh....mungkin itu anak perempuan yang baru kelas dua itu, yang minggu lalu pernah disuruh ibunya kemari untuk menanyakan kalau kita menjual telur ayam, kau ingat bukan?!“ „Ya, benar anak itu yang meninggal. T...

[Giroth Wuntu] Tete Koneng Sebagai Anggota Masyarakat

         Pada suatu hari di kampung kami diedarkan undangan bagi seluruh anggota jemaat, untuk menghadiri pertemuan dengan maksud akan membicarakan permasalahan yang menyangkut pemilihan anggota-anggota pimpinan jemaat, bertempat di gedung sekolah Zending. Beberapa anggota telah hadir lalu menggunakan kesempatan itu untuk berbincang-bincang, terutama tentang segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan masalah pokok, yakni kehidupan keagamaan atau penginjilan di kampung kami.         Tiada berapa lama tiba pula beberapa anggota, termasuk Tete Koneng. Dan karena tuan penulong sendiri belum hadir, maka kehadiran orang tua yang penuh pertentangan ini, telah menambah ramai pula perbincangan itu.         Tetapi meskipun Tete Koneng dikenal sebagai seorang yang gemar banyak bicara, tetapi janganlah diartikan bahwa dia memang seorang pembicara asal bicara saja dan tidak tahu ujung pangkal cerita atau persoalan yang dik...

[Giroth Wuntu] Tete Koneng Seorang Pejuang

Tete Koneng adalah seorang pejuang teladan. Dan karena pada jamannya Tete Koneng, siapa saja yang berani menentang kekuasaan Belanda langsung dicap Komunis, maka wajarlah kalau orang tua yang galak ini, mendapat julukan „Koneng Merah“, atau Koneng Komunis. Malahan bagi yang kurang mengenalnya ia memang dikira bekas buangan Digul atau Tanah Merah. Padahal Tete Koneng bukanlah seorang komunis penganut paham Marxisme-Leninisme apalagi seorang atheis. Orang tua yang sudah berambut putih ini, hanyalah seorang Nasionalis sejati, yang mendambakan kemerdekaan, bebas dari penjajahan dan karenanya ia sangat mengagumi Bung Karno dan Bung Hatta.....katanya; „Mereka itulah pemimpin-pemimpin bangsa kita yang sejati. Karena selain mereka berotak tajam, dapat melihat jauh kedepan, mereka juga berani masuk bui, dan tidak gentar menghadapi peluru yang setiap saat dapat membunuh mereka. Rupa dorang itu wajar dibilang pemimpin....jago dorang. Orang-orang muda seharusnya rajin membaca buku-buku yang beri...