Langsung ke konten utama

Profil


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Giroth Wuntu] Tete Koneng Sebagai Anggota Masyarakat

         Pada suatu hari di kampung kami diedarkan undangan bagi seluruh anggota jemaat, untuk menghadiri pertemuan dengan maksud akan membicarakan permasalahan yang menyangkut pemilihan anggota-anggota pimpinan jemaat, bertempat di gedung sekolah Zending. Beberapa anggota telah hadir lalu menggunakan kesempatan itu untuk berbincang-bincang, terutama tentang segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan masalah pokok, yakni kehidupan keagamaan atau penginjilan di kampung kami.         Tiada berapa lama tiba pula beberapa anggota, termasuk Tete Koneng. Dan karena tuan penulong sendiri belum hadir, maka kehadiran orang tua yang penuh pertentangan ini, telah menambah ramai pula perbincangan itu.         Tetapi meskipun Tete Koneng dikenal sebagai seorang yang gemar banyak bicara, tetapi janganlah diartikan bahwa dia memang seorang pembicara asal bicara saja dan tidak tahu ujung pangkal cerita atau persoalan yang dik...

Apa yang Kita Sombongkan?

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?" Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya." Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor MATERI. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain. Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor KECERDASAN. Kita...

[Giroth Wuntu] Tete Koneng Seorang Pejuang

Tete Koneng adalah seorang pejuang teladan. Dan karena pada jamannya Tete Koneng, siapa saja yang berani menentang kekuasaan Belanda langsung dicap Komunis, maka wajarlah kalau orang tua yang galak ini, mendapat julukan „Koneng Merah“, atau Koneng Komunis. Malahan bagi yang kurang mengenalnya ia memang dikira bekas buangan Digul atau Tanah Merah. Padahal Tete Koneng bukanlah seorang komunis penganut paham Marxisme-Leninisme apalagi seorang atheis. Orang tua yang sudah berambut putih ini, hanyalah seorang Nasionalis sejati, yang mendambakan kemerdekaan, bebas dari penjajahan dan karenanya ia sangat mengagumi Bung Karno dan Bung Hatta.....katanya; „Mereka itulah pemimpin-pemimpin bangsa kita yang sejati. Karena selain mereka berotak tajam, dapat melihat jauh kedepan, mereka juga berani masuk bui, dan tidak gentar menghadapi peluru yang setiap saat dapat membunuh mereka. Rupa dorang itu wajar dibilang pemimpin....jago dorang. Orang-orang muda seharusnya rajin membaca buku-buku yang beri...