Pada suatu hari di kampung kami diedarkan undangan bagi seluruh anggota jemaat, untuk menghadiri pertemuan dengan maksud akan membicarakan permasalahan yang menyangkut pemilihan anggota-anggota pimpinan jemaat, bertempat di gedung sekolah Zending. Beberapa anggota telah hadir lalu menggunakan kesempatan itu untuk berbincang-bincang, terutama tentang segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan masalah pokok, yakni kehidupan keagamaan atau penginjilan di kampung kami. Tiada berapa lama tiba pula beberapa anggota, termasuk Tete Koneng. Dan karena tuan penulong sendiri belum hadir, maka kehadiran orang tua yang penuh pertentangan ini, telah menambah ramai pula perbincangan itu. Tetapi meskipun Tete Koneng dikenal sebagai seorang yang gemar banyak bicara, tetapi janganlah diartikan bahwa dia memang seorang pembicara asal bicara saja dan tidak tahu ujung pangkal cerita atau persoalan yang diketengahkan, Orang tuan ini adalah seorang yang dalams segala hal